Monday 28 February 2011

Tabrakan Galaktika Jelaskan Tentang Materi Gelap


Galaksi
Galaksi
Teleskop antariksa telah menangkap citra tabrakan dahsyat antara dua rumpun galaksi yang menjelaskan material gelap misterius di alam semesta, NASA menyatakan.
Citra yang diambil Teleskop Antariksa Hubble dan Observatorium Sinar-X Chandra memperlihatkan pemisahan yang jelas antara materi gelap dan materi biasa dalam tabrakan yang jauhnya 5,7 miliar tahun cahaya dari Bumi itu, kata badan antariksa AS tersebut, Rabu.
Para astronom mampu membedakan antara kedua zat dengan teknik yang dikenal sebagai gravitational lensing, di mana materi gelap tampak berwarna biru, sedangkan materi biasa, yang sebagian besar dalam bentuk gas panas, tampak berwarna pink.
Saat kedua rumpun bergabung dengan kecepatan jutaan mil per jam, gas panas dalam setiap rumpun bertabrakan dan mengurangi kecepatannya, tutur mereka, seperti dilaporkan AFP. Namun, tidak demikian halnya dengan materi gelap.
Separasi antara materi biru dan pink memberikan bukti langsung atas eksistensi materi gelap dan saling mendukung partikelnya saling berinteraksi secara lemah sekali atau tidak sama sekali, selain dari tarikan gravitasi, ujar para astronom.
“Itulah langkah penting menurut hemat kami menuju pemahaman atas karakteristik materi gelap misterius itu,” kata Marusa Bradac, peneliti dari Universitas California di Santa Barbara, yang mempimpin tim yang menangkap tabrakan itu.
“Materi gelap lima kali lebih banyak di alam semesta ketimbang materi biasa. Pengkajian ini memberikan konfirmasi bahwa kita menghadapi sejenis materi yang berbeda sama sekali, tak seperti yang kita bayangkan,” katanya. “Dan kita bisa mengkajinya dalam tabrakan sangat kuat dari dua rumpun galaksi.”
Penemuan tersebut mengukuhkan secara independen berbagai penemuan pada 2006 atas tabrakan lainnya yang dikenal sebagai Bullet Cluster, yang juga memperlihatkan pemisahan jelas antara materi gelap dan materi biasa.
Namun demikian, dengan teknologi saat ini, separasi tak dapat dilihat secara langsung. Keberadaannya dirasakan secara tak langsung, melalui tarikan gravitasi yang digunakannya pada cahaya.

Di Balik Misteri Munculnya Kapten Kapal Titanic

Kapten Edward John Smith
Kapten Edward John Smith
Dua orang korban musibah Kapal Titanic pada tahun 1912, tiba-tiba muncul dalam keadaan masih hidup. Secara fisik mereka tidak berubah persis seperti semula.

Teori lorong waktu telah menjawabnya. Misteri peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu, dan yang membuat gempar adalah nasib mujur kemunculan kembali korban Kapal Laut Titanic yang masih hidup. 
Di antara kedua korban yang beruntung ini, yang satu adalah seorang penumpang wanita yang ditemukan pada tahun 1990, dan lainnya lagi adalah seorang kapten kapal Titanic yang ditemukan pada tahun 1991. Kapten kapal Smith ditemukan pada tanggal 9 Agustus 1991, setahun setelah ditemukannya seorang korban yang beruntung bernama Wenny Kathe, dia diselamatkan dari atas gunung es.
Selama berpuluh-puluh tahun hanyut terapung-apung di atas lautan, namun tidak membuatnya kelihatan tua dan lemah, Kapten Smith yang meskipun telah berusia 139 tahun, namun masih tampak seperti orang yang berusia 60 tahun lebih, dan bahkan dia masih menganggap bahwa saat itu adalah masa-masa sekitar tenggelamnya Kapal Titanic pada tanggal 15 April 1912.

Kapal Titanic
Kapal Titanic
Melalui identifikasi sidik jari yang masih tersimpan dalam catatan pelayaran laut, maka bisa dipastikan identitas Kapten Smith. Seorang lagi korban musibah Kapal Titanic, Wenny Kathe yang berusia 29 tahun diselamatkan di atas gumpalan es Samudera Atlantik Utara pada tanggal 24 September 1990. Namun yang membuat orang terkejut adalah sejak dia hilang pada tahun 1912 hingga sekarang, tidak terlihat tanda-tanda tua sedikitpun juga. Dia ditemukan dan diselamatkan di atas gumpalan es 363 km barat daya Islandia.
Kantor pelayaran telah menemukan daftar nama penumpang Kapal Titanic dan menegaskan keaslian identitas dirinya. Smith, kapten kapal Titanic dan penumpangnya Wenny Kathe adalah saksi hidup orang hilang yang muncul kembali melalui lintasan lorong waktu.
Oleh karena mereka menghilang dan muncul kembali secara misterius, maka hal ini sangat menarik perhatian orang banyak. Ilmuwan Amerika Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu. Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut. Pertama, obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena terkadang ia akan membukanya.

Kedua, lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.

Dok titanic
Dok titanic
Ketiga, terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari. Dalam ajaran Buddha terdapat satu bait penuturan: “Bagaikan sehari di kahyangan, tapi rasanya sudah ribuan tahun lamanya di bumi,” tampaknya memiliki makna kebenaran yang sangat dalam.

Yue Ya Quan : Pesona Danau Bulan Sabit

Jendral Li Guang yang sakti mandraguna mencabut pedangnya dan menghujamkan ke dalam pasir. Seketika, muncul air yang begitu jernih dan terus mengalir hingga kini. Mata air itu menjadi sebuah telaga atau danau kecil berbentuk bulan sabit. Orang barat biasa menyebutnya Crescent Moon Lake atau Danau Bulan Sabit.

Danau Bulan Sabit
Sedangkan orang China menyebutnya Yue Ya Quan. Hebatnya lagi, Danau itu tak pernah kering. Bahkan di musim terpanas sekalipun. Letaknya yang berada di tengah lautan pasir, membuat keberadaanya begitu mempesona. Yue Ya Quan menjadi tempat yang paling sering dikunjungi wisatawan di Provinsi Gansu.
Yue Ya Quan berada kurang lebih 7 kilometer sebelah selatan Kota Dunhuang yang masuk dalam wilayah provinsi Gansu. Dunhuang pada zaman kuno adalah kota penting di Jalan Sutra yang ramai, kebudayaan Timur dan Barat berbentur di sini. Kota ini sangat ramai dengan kedatangan kafilah dan saudagar.
Yue Ya Quan dulunya oleh penduduk setempat dinamakan Sumur Padang Pasir. Tempat ini begitu misterius dan memiliki keindahan yang tiada banding. Kabarnya 2000 tahun lalu, seorang raja dari Dinasti Han pernah menemukan seekor kuda sakti dan tangguh di mata air ini.
Panjang danau dari sisi utara ke selatan kurang lebih 100 meter. Sementara dari sisi timur ke barat, lebarnya mencapai 25 meter. Bagian timur danau kedalaman air mencapai 5 meter. Sedangkan di bagian barat jauh lebih dangkal.
Keistimewan mata air ini adalah letaknya yang dikelilingi gundukan gurun pasir dengan tinggi puluhan meter. Hingga ketika angin berhembus pasir bertebangan keberbagai penjuru. Anehnya, pasir itu tak pernah jatuh kedalam kolam. Yang lebih aneh lagi, sejak ribuan tahun lalu tak pernah sekalipun air danau ini kering. Padahal kondisi di gurun yang bernama Minsha itu sangat panas dan kering.
Di tepi selatan mata air yang juga dijuluki “a pearl north of the Great wall” ini, ada sebuah paviliun dengan pagoda 9 tingkat setinggi 12 meter. Diameter pagoda berkisar 7 meter. Bangunan ini berdiri anggun dan kontras dengan keberadaan mata air ditengah gurun itu.
Bangunan yang dulunya merupakan kediaman raja ini memiliki beberapa ruangan diantaranya adalah Empress Palace (niangniangdian), Dragon Royal Palace (longwanggong), Boddhisattwa Palace (Pusadian), God of Medicine Cave (yaowangdong), Scripture Hall (jingtang), Thunder Spirit Table (leishentai), dan masih banyak lagi.
Kajian Ilmiah


Airnya tak pernah surut
Secara ilmiah para ilmuwan beranggapan Yue Ya Quan adalah oasis yang berhubungan dengan Dang River (sungai dang) yang berada tak jauh dari mata air berbentuk sabit itu. Karena pergeseran kulit bumi, maka tertutuplah jalur yang menghubungkan mata air dan sungai itu. Yue Ya Quan akhirnya menjadi oasis yang independent.
Dibawah danau kecil itu terdapat lebih dari satu sumber air yang senantiasa mengeluarkan air dengan debet tetap. Ketika musim panas tiba, petani sekitar daerah itu mengalirkan air danau itu ke ladang-ladang mereka. Saat itu jumlah air di oasis itu menurun hingga setengah. Namun tak lama berselang, jumlah air akan kembali normal.
Di sekitar Yue Ya Quan ditumbuhi rumput dan pepohonan yang rimbun disis timur. Air pada permukaan danau tenang seperti cermin dan tembus pandang hingga ke dasar danau itu. Gurun pasir yang berwarna keemasan, langit yang biru serta awan putih, memantul jelas pada permukaan air danau bulan sabit. Hasilnya,.wow…!! Sebuah pemandangan yang indah dan menakjubkan.
Terdapat 2 jenis kodok dan 2 jenis ikan di tempat itu. Salah satu dari jenis ikan adalah dari jenis yang sangat langka yaitu ikan Tiebei Yu yang berarti ikan berpunggung besi. Sementara tumbuhan yang langka di mata air itu adalah Rumput Air Tujuh Bintang yang dalam bahasa China disebut Qixing Cao. Konon memakan ikan dan rumput langka ini bisa menghilangkan penyakit dan membuat orang panjang umur. Hingga Yue Ya Quan juga disebut Yao Quan atau Mata Air Obat.
Pada saat perayaan imlek, masyarakat sekitar biasanya berkumpul di Yue Ya Quan untuk merayakan hari makan Bakcang (Sejenis makanan tradisional dari pulut dan dibungkus dengan daun bambu. Biasanya Bakcang berisi daging dan telur).
Asal Mula

Menyangkut asal usul gurun dan mata air bulan sabit, banyak berbagai versi cerita yang berbeda. Salah satu cerita tentang gurun itu menyebutkan, ribuan tahun silam seorang jendral dengan ribuan prajuritnya berperang mengusir musuh di gurun ini.
Sementara mereka sedang bertarung dengan seru, tiba-tiba angin yang sangat kencang berhembus, meruntuhkan pasir yang ada di sekelilingnya dan mengubur mereka di dalam pasir. Meski demikian, pertarungan tidak berakhir, prajurit tersebut masih bertempur di bawah pasir yang kini menjadi gunung pasir Minshan. Sampai saat ini jika angin  berhembus, akan terdengar suara-suara aneh seperti senandung dan teriakan. Katanya suara yang kini terdengar itu adalah raungan para prajurit tersebut. Hiii…seram juga ya.
Sementara tentang mata air bulan sabit, salah satu versi cerita menyebutkan ada seorang jendral bernama Li Guang yang melintasi gurun pasir ini bersama pasukannya dalam perjalanan mereka dari Dawan, gerbang masuk ke China bagian Barat saat itu. Teriknya matahari dan gersangnya gurun pasir, membuat pasukan Li lemas dan dehidrasi. Melihat pasukannya tak berdaya, Jendral Li yang sakti mandraguna mencabut pedangnya dan menghujamkan ke dalam pasir. Seketika, muncul air yang begitu jernih dan terus mengalir hingga kini.
Terlepas dari segala kisah yang mencoba menjelaskan keberadaan Crescent Moon Spring dan Gurun Minsha,  Setidaknya luangkan waktu Anda selama 2 jam untuk berkeliling kawasan ini dan nikmati kegiatan ala gurun mulai dari mendaki gurun Minsha dengan unta. Biayanya sekitar 60 yen/RMB hingga berseluncur di gurun dengan membayar 15 yen. Jangan lewatkan menikmati sunset ataupun sunrise spektakuler dari puncak gunung pasir sepanjang 40km dan tinggi 1.715m ini.
Ada satu lagi hal mengagumkan dari gunung pasir dengan punggung berbentuk zig zag tersebut. Sekalipun puluhan pelancong meluncur di permukaannya, ratusan jejak onta dan pengunjung menapaki gunung ini, semuanya akan kembali ke bentuk semula dalam semalam benar-benar seperti tak terjamah.

Narwhal : Ikan Paus Bertanduk

Narwhal
Narwhal
Apa yang Anda liat pada gambar di atas..? Ahh, Anda salah. Itu bukan gambar sekelompok kuda unicorn yang sedang tercebur ke laut, bukan pula mahluk khayalan atau permainan tehnik photoshop tingkat tinggi. Mahluk-mahluk  itu nyata, benar-benar ada. Mereka adalah salah satu ciptaan yang paling unik di planet ini. Hewan laut yg mungkin jarang kita lihat ataupun malah tidak pernah kita dengar. Mamalia laut yg hidup di Samudera Arktik itu bernama Narwhal, ikan paus bertanduk.
Narwhal yang memiliki nama ilmiah Monodon Monoceros adalah salah satu paus yg paling tidak diketahui manusia. Nama “narwhal” berasal dari bahasa Norse Kuno yg berarti “paus mayat”. Nama itu diberikan karena kebiasaannya yg kadang-kadang berenang tak bergerak di permukaan laut dengan posisi perut menghadap ke atas & warna tubuhnya yg bertotol-totol kelabu seperti pelaut yg tenggelam.
Mereka diketahui hanya hidup di seluruh perairan Kutub Utara, tepatnya di Samudera Arktik. Narwhal adalah paus bergigi & termasuk karnivora yg memakan hewan-hewan laut seperti kerang, ikan, udang, atau cumi-cumi. Tanduk spiral narwhal yang misterius ternyata adalah sebuah gigi pada bagian rongga sebelah kiri. Gigi tersebut tumbuh memanjang menembus bibir atasnya. Seperti gading pada gajah dan walrus. Paus ini memiliki dua gigi, kadang keduanya tumbuh memanjang, tetapi lebih sering hanya satu gigi. Hanya Narwhal jantan yg memiliki ‘tanduk’ ini.
Tanduk atau gigi ini memiliki banyak fungsi.
Diantaranya berfungsi sebagai sensor raksasa yang membantunya mengetahui kualitas air dan untuk “mencium” narwhal lainnya, berkelahi atara sesama narwhal, mencari makanan didasar samudera dan sebagainya. Tanduk paus narwhal yang panjangnya bisa mencapai 2,4 hingga 3 meter itu telah sejak lama menjadi teka-teki para ahli alam dan pemburu. Penjelasan mengenai fungsinya pun seringkali menimbulkan perdebatan. Dr. Martin Nweeia, seorang peneliti Harvard School of Dental Medicine mengatakan, tanduk tersebut sepertinya memiliki kemampuan penginderaan hidrodinamik. Ia mengungkapkan hal ini dalam presentasi di Konferensi mengenai Biologi Mamalia Laut di San Diego beberapa waktu lalu.
Martin Nweeia dan anggota tim penelitiannya menemukan bahwa tanduk narwhal serupa dengan membran dengan permukaan yang amat sensitif. Ada sekitar 10 juta saraf yang terhubung ke permukaan tanduknya, guna mendeteksi perubahan suhu, tekanan, dan kadar garam air. “Tidak ada sesuatu yang sebanding dengannya di alam dan tak ada yang lebih unik dari tanduk narwhal dalam hal bentuk, kenampakan, dan fungsinya,” ujar Martin. Wow.., ternyata tanduk yang panjang dan menyeramkan itu berteknologi canggih.
Narwhal hingga saat ini dianggap sebagai jenis paus yang termasuk sangat langka. Panjang tubuhnya mencapai 4 hingga 5 meter, dan kebanyakan dijumpai di perairan lautan Artik sekitar Kanada, tapi kadang juga terlihat jauh ke timur hingga Rusia.
Setiap narwhal juga menggunakan suara untuk berkomunikasi satu sama lain seperti halnya lumba-lumba atau ikan paus lainnya. Bahkan, masing-masing kemungkinan memiliki suara unik yang juga menunjukkan identitasnya. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa mamalia laut menggunakan sinyal suara untuk berkomunikasi satu sama lain di dalam air. Penelitian terakhir bahkan menunjukkan bahwa paus punya dialek. Namun, belum banyak penelitian yang mempelajari identitas suara seperti yang diguankan paus narwhal. Para penelitinya yakin paus narwhal menggunakan suara untuk mengenali sesamanya dan membedakan satu individu dengan individu lainnya.
Hal tersebut disimpulkan para ilmuwan setelah mempelajari suara tiga ekor narwhal di Teluk Admiralty di Pulau Baffin, Kanada. Mereka menggunakan perekam elektronik yang ditempel di badan mamalia raksasa tersebut. “Untuk pertama kalinya, kami benar-benar dapat mengikuti hewan tersebut kapan saja mereka bersuara dan ke mana saja mereka bergerak,” kata Ari Shapiro dari the Woods Hole Oceanographic Institution.
Ikan Bertanduk
Meskipun salah satu alat perekamnya hilang, dua yang tersisa telah menunjukkan bentuk suara yang berlainan, berupa suara siulan dan denyutan. Shapiro menunjukkan bahwa kedua jenis suara bukanlah sinyal yang dipakai untuk bertukar informasi mengenai sumber makanan, tapi sekedar menunjukkan identitas individu dalam komunikasi sosial.
Apa yang dilakukan paus narwhal mirip dengan lumba-lumba hidung botol yang juga mengeluarkan suara siulan untuk berkomunikasi. Meskipun data-data mengenai komunikasi di antara paus narwhal masih minim, para ilmuwan yakin ia memiliki pendengaran yang sangat peka seperti halnya paus lainnya.
Narwhal rutin melakukan migrasi hingga ribuan kilometer dan berkelompok. Maka dengan suara yang berbeda-beda, masing-masing dapat membedakan individu dalam kelompoknya atau kelompok lainnya. Hasil penelitian ini dimuat dalam Journal of Acoustical Society of America edisi September 2006.
Beberapa orang eropa pada abad pertengahan percaya kalo tanduk Narwhal sama seperti tanduk unicorn, dan memiliki kekuatan sihir, seperti dapat menawarkan semua racun, dan membawa kebahagiaan. Terlepas dari itu semua, tanduk ini sangat indah sehingga banyak orang menyukainya. Pada jaman dahulu bangsa viking dan pedagang daerah utara lainnya berburu narwhal dan menjual tanduknya dgn harga sangat tinggi. Hingga saat ini perburuan narwhal masih terus berlanjut. Bahkan satu tanduk nya saat ini bisa mencapai harga $ 5000.
Di beberapa negara, impor tanduk narwhal sudah dijadikan hal yg ilegal. Perburuan narwhal yang legal hanya boleh dilakukan oleh bangsa Inuit (masyarakan yg hidup di daerah arktik) dan itu juga dilakukan secara konservatif. Yah, semoga hewan cantik ini terus dapat dilindungi dan dihindarkan dari kepunahan, atau nerwhal akan berubah hanya menjadi legenda saja. Sayang sekali bukan…??(Sumber:Harian Global)

Kristal-Kristal Raksasa di Cueva De Los Cristales


Gua Kristal
“Es Como un sueno de nino” ujar si penelusur gua menjawab pertanyaan rekannya yang menunggu di luar Cueva De Los Cristales. Artinya kurang lebih “Gua itu adalah impian seorang anak kecil”. Itulah gambaran yang bisa diberikan si penelusur gua untuk menjawab pertanyaan rekannya tentang kondisi  gua kristal di perut tambang Gunung Naica. Ia kesulitan mendeskripsikan keindahan fenomena perut bumi yang baru saja di saksikannya.
Apa yang diungkapkan si penelusur gua tak jauh berbeda dengan penelusur gua lain ataupun para peneliti geologi yang beruntung pernah merasakan sensasi “galeri kristal” yang luar biasa indah di Cueva De Los Cristales yang kalau di Indonesiakan berarti gua kristal.
Gua kristal di suatu tempat terpencil dari meksiko bagian utara. Kira-kira  satu jam ke selatan Chihuahua. Di kota-kota kecil daerah ini, banyak org menjual kristal secara ilegal. Di tempat yg terkenal dengan kristalnya tersebut, hampir setiap orang bekerja di pertambangan timah dan perak lokal dengan upah rendah. Kondisi ini tentu saja memotivasi mereka menjual kristal temuan mereka ketika bekerja karena di kawasan gurun ini memang banyak menyimpan kandungan kristal selain tentu saja timah dan perak.
Namun sedemikian banyak orang menjual kristal baik ukuran sebesar biji kelereng hingga sebesar kepalan tangan, tidak ada yang dapat menyamai kristal di Cueva De Los Cristales (Gua Kristal). Sebuah gua besar yang penuh dengan kristal-kristal berukuran raksasa. Gua ini ditemukan tahun 2000 oleh dua orang bersaudara yang menggali hampir 300 meter di dasar Naica, yang juga merupakan salah satu tambang paling produktif di Meksiko. Dua orang  penambang yang tengah menyiapkan saluran air untuk perusahaan penambang timah bernama Penoles itu tidak menyangka hari itu mereka akan menemukan salah satu  fenomena teraneh di dunia.
Di dalam gua itu terdapat tak  kurang dari 170 kristal raksasa seukuran batu obelisk menjulang di dalam gua bawah tanah yang kondisinya mirip dengan penggambaran  Krypton, planet asal tokoh komik superhero Superman. Ukurannya beragam tapi kebanyakan berbentuk seperti bongkahan-bongkahan balok. Ukuran terbesar dari balok-balok kristal itu adalah sepanjang 11 meter dengan berat hingga 55  ton.
Cueva  de Los Cristales berbentuk rongga seperti tapal kuda yang dindingnya  setinggi 10 meter dan seluas stadion basket. Lantainya juga dipenuhi  balok-balok kristal bersegi banyak. Balok kristal raksasa terbentuk mulai dari dasar maupun dinding gua.
Suhu dalam gua panasnya mencapai  43 °C (109 °F) dengan kelembapan 90-100%. Suhu yang panas ini dikarenakan posisi gua yang dekat dengan saluran magma. Manusia hanya dapat bertahan selama 10 menit dalam gua. Beberapa penelusur gua yang pernah menyambangi gua kristal ini harus bersusah payah menahan rasa gerah yang luar biasa saat berada di dalam gua itu. Belum lagi resiko terjatuh saat berjalan di bongkahan balok-balok kristal raksasa itu.
Proses Pembentukan


Penuh dengan es kristal
Gua kristal tersebut terbentuk dari air tanah yang mengandung kalsium sulfat. Lantaran aliran magma sekitar 1,6 km di bawahnya, air tanah itu lantas mengkristal. Nah, kristal tersebut tercipta dari mineral dalam magma yang mulai dingin. Karena mineral-mineral itu terciprat ke permukaan air, terbentuklah batu-batu kristal itu.
Mengenai ukurannya yang meraksasa, berbagai pendapat dilontarkan para pakar geologi yang meneliti ke gua kristal itu. Salah seorang professor geologi bernama Stein Erick Lauritzaen mengatakan, hal itu terjadi karena selama lebih dari setengah juta tahun, air yang kaya mineral merembes masuk melalui sistim rekahan ke gua besar dibawah gunung Naica. Lalu air itu menumpukkan kandungan molekul kalsium sulfat secara teratur. Dipanaskan oleh magma dan diisolasi dinding tebal hingga lubang yang berair tetap hampir tak berubah, memungkinkan kristal berkembang menjadi raksasa. Erick juga memperkirakan umur kristal itu ada yang sudah mencapai 600.000 tahun.
Sementara ilmuwan lain bernama Juan Manuel Garcia Ruiz mengatakan Cueva de Los Cristales adalah keajaiban alam. “Ini sebuah keajaiban alam yang luar biasa,” ujar Juan yang berasal dari Universitas Granada, Spanyol. Juan mempelajari sampel cairan yang terperangkap di dalam kristal-kristal itu.Menurutnya, aktivitas vulkanik yang terjadi sekitar 26 juta tahun lalu menyebabkan  kawasan tersebut kaya mineral anhidrit atau senyawa kalsium sulfat  (CaSO4) bersuhu tinggi. Mineral anhidrit stabil pada suhu di atas 58  derajat Celcius.
Saat magma di bawah gunung mulai mendingin dan  temperatur turun, anhidrit mulunak dan berubah menjadi gips atau  CaSO4.2H2O dalam volume besar. Selama jutaan tahun, molekul-molekul  yang mengendap akan membentuk kristal-kristal gips selenit.Mengingat  ukurannya yang sangat besar, Garcia-Ruiz menduga perubahan temperatur yang mengubah senyawa anhidrit menjadi gips berlangsung dalam waktu  ratusan ribu tahun. Sedangkan di permukaan gua, kristal-kristal yang terbentuk lebih kecil karena transisi suhu yang lebih cepat.
“Tak ada tempat lain yang mengandung  mineral dengan bentuk seindah ini,” ungkap Juan Manuel Garcia-Ruiz yang melaporkan  hasil penelitiannya dalam jurnal Geology edisi terbaru.
Kabar buruknya adalah keberadaan gua kristal yang luar biasa ini terancam rusak oleh tindakan penjarahan kristal oleh para penjual kristal ilegal. Para kolektor mungkin akan membayar puluhan ribu dolar untuk sebuah kristal dari ruangan itu.
Pemilik tambang memasang pintu baja tebal untuk menghalangi penjarah. Sejauh ini hasilnya cukup baik tapi bisa saja hasilnya suatu saat tidak efektif. Para penambang liar mungkin saja jalur lain menuju tempat ini ataupun memiliki akses untuk mengebor atau meledakannya.
Nah, kabar baiknya pemilik perusahaan Penoles kabarnya memiliki tujuan untuk melestarikan gua kristal meskipun tujuan utama tentu saja menambang timah dan perak. Namun tetap saja kegiatan penambangan seperti peledakkan dan truk2 besar pengangkut yang lalu lalang tentu akan mengganggu “galeri  kristal” itu.
Para ilmuwan berharap agar perusahaan mengambil tindakkan protektif yang lebih riil sembari menunggu proses lobi ke PBB  untuk mendapatkan status Warisan Dunia UNESCO. Wah, rugi rasanya kalau gua kristal ini tidak segera dilindungi keberadaanya.(Sumber:HarianGlobal)

“Lele” Raksasa Air Tawar Pemakan Manusia

Anda mungkin sudah mengetahui tentang ikan pemangsa manusia yang hidup di dasar samudera seperti Ikan Hiu. Kisah-kisah berikut ini menceritakan keberadaan ikan predator raksasa sejenis Catfish (ikan lele) yang hidup di air tawar dan juga doyan menyantap daging manusia. Hiii…seram..!"Lele" pemakan manusia
Great Kali Gandaki River adalah sebuah sungai yang berada di perbatasan antara India dan Nepal. Alirannya bersumber dari sumber air di Pegunungan Himalaya di ketinggian 3600 mdpl. Keindahan sungai ini sudah tak perlu diragukan lagi. Sayangnya suatu Legenda menakutkan tentang monster pemakan manusia, menghantui desa-desa yang berada di kawasan ini. Membuat penduduk enggan mandi ataupun bermain di sekitar sungai itu.
Kejadian pertama yang mengawali teror ganas dari mahluk penghuni sungai itu terjadi pada bulan April tahun 1988. Seorang pemuda Nepal ketika baru saja masuk ke dalam sungai, langsung ditarik oleh “sesuatu” dan lenyap begitu saja. Tiga bulan berselang, seorang anak laki-laki yang sedang mandi di Sungai Kali bersama ayahnya, tiba-tiba di serang dan di seret kedalam air. Si ayah hanya bisa berteriak dan tak dapat melakukan apa-apa.
Setelah itu, kejadian seperti ini terjadi berulang kali hingga menghantui para penduduk yang tinggal di sekitar aliran Sungai Kali. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, laporan tentang hilangnya penduduk yang mandi di Sungai Kali semakin meningkat. Penduduk bingung dan mulai berargumentasi tentang jenis mahluk yang tinggal di situ. Beberapa penduduk percaya ada sekumpulan buaya yang hidup di sungai itu. Namun setelah diselidiki, ternyata tidak ada komunitas buaya yang hidup di daerah itu.
Terakhir, pada tahun 2007, seorang pemuda Nepal berumur 18 tahun yang sedang berenang di sungai itu ditarik oleh monster misterius dan lenyap begitu saja dari permukaan air. Menurut saksi mata yang menyaksikan kejadian itu, bentuk monster itu seperti babi berukuran sangat besar.
Goonch Fish, Lele Kanibal
Rasa penasaran penduduk akhirnya terjawab ketika seorang ahli biologist dari Inggris bernama Jeremy Wade melakukan penelitian di Sungai Kali dan menemukan jawaban yang mengejutkan.
Wade menemukan kenyataan bahwa monster pemakan manusia itu ternyata adalah sejenis ikan lele raksasa (Giant Cat Fish) yang telah mengalami perubahan DNA karena sering memakan mayat yang dihanyutkan ke sungai setelah terlebih dahulu dibakar dalam acara ritual pemakaman tradisional masyarakat setempat yang dikenal dengan nama Ritual Bagmati.
“ Ikan jenis ini merupakan jenis ikan endemis sungai ini. Namun, karena telah puluhan tahun menyantap daging mayat yang dihanyutkan melalui sungai, ikan ini berubah secara genetik menjadi jauh lebih besar dari ukuran sebenarnya. Mereka menjadi ketagihan, dan mulai menjadikan daging manusia menjadi menu utama. Jadi jika lama tidak ada ritual pemakaman, ikan ini menjadi ganas dan menyerang manusia,” Wade menjelaskan.
Dalam penelitiannya, Jeremy Wade juga berhasil menangkap seekor ikan lele pemangsa daging manusia dengan ukuran 1,8 meter dan berat berkisar 73 kilogram. Menurut Wade jika ikan dengan ukuran sebesar itu ketika menyerang manusia di dalam air, maka sedikit sekali kemungkinan korbannya untuk menyelamatkan diri. Wade lalu menamakan ikan lele raksasa itu dengan nama Goonch Fish.
Perjalanan penelitian Jeremy Wade saat menyelidiki ikan lele pemakan manusia di Sungai Kali Dakali telah di dokumentasikan dan akan ditayangkan perdana pada tanggal 21 Oktober nanti di salah satu stasiun televisi Inggris (Channel 5) dengan judul “ Monster Air Pemakan Daging Manusia”.
Pemangsa dari Huadu’s Furong
Bukan hanya di Sungai Mekong saja terdapat jenis ikan lele raksasa. Baru-baru ini di Waduk Huadu’s Furong-China, terjadi kegemparan. Selama ini, dalam setahun selalu saja terjadi beberapa kasus orang tenggelam dan hilang secara misterius di waduk itu.
Namun akhirnya misteri itu terjawab sudah. Penduduk setempat berhasil menangkap seekor ikan lele raksasa yang ukuran panjang badannya mencapai 3 meter dan lebar kepala berkisar 1 meter. Gilanya lagi, ketika masyarakat membelah perut ikan itu, mereka menemukan “sisa-sisa” seorang lelaki di dalam tubuh ikan itu..
Namun karena pemerintah lokal khawatir insiden ini akan berdampak pada kepariwisataan daerah itu, mereka berusaha keras agar peristiwa itu tidak terpublikasi secara luas. Tapi beberapa turis sempat datang dan mengabadikan gambar ikan lele pemangsa manusia dengan ponsel mereka.
Beberapa kalangan beranggapan ikan ini adalah ikan jenis Waking Catfish atau clarius batrachus (ikan lele berjalan). Namun belum ada yang dapat menjelaskan bagaimana mungkin ikan lele yang berukuran centimeter bisa menjadi begitu besar.
Saat ini masyarakat lokal maupun turis asing tidak diperbolehkan berenang di Waduk Huadu’s Furong. Orang banyak memperkirakan masih ada ikan sejenis yang hidup di waduk itu, siap memangsa orang yang berenang di situ.
Raksasa Sungai Mekong
Sungai Mekong yang merupakan salah satu sungai utama di dunia banyak menyimpan berbagai jenis ikan-ikan raksasa. Sungai Mekong merupakan sungai terpanjang ke-12 di dunia, dan ke-10 terbesar dalam volume (melepas 475km³ air setiap tahunnya), dia mengisi wilayah seluas 795.000 km² dari Tibet dia mengalir melalui China provinsi Yunnan, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Semua kecuali China dan Myanmar masuk kedalam Komisi Sungai Mekong. Karena variasi musim yang sangat berbeda dalam aliran dan adanya “rapid” dan air terjun membuat navigasi sangat sulit.
Menurut para peneliti, sungai ini adalah rumah dari berbagai jenis ikan raksasa air tawar. Yang paling terkenal adalah Mekong Giant Cat Fish. Jenis ikan lele raksasa ini memang hidup disepanjang aliran Sungai Mekong yang melintasi beberapa negara di Asia tersebut.
Pada tahun 2005, seorang nelayan Muangthai menangkap ikan lele raksasa sebesar beruang Grizzly di Sungai Mekong. Ukuran ikan ini berkisar 2,7 Meter dengan berat mencapai 646 pon.
Memang penangkapan ikan lele berukuran raksasa di Sungai Mekong bukanlah hal yang aneh. Sudah berulang kali nelayan setempat mendapatkan ikan lele berukuran raksasa di sungai itu. Namun sepertinya belum ada yang menyamai ukuran ikan lele yang ditangkap nelayan Muangthai tersebut.
Bukan Pemangsa
Berbeda dengan kasus di Sungai Kali di Nepal dan Waduk Huadu’s Forung di China, tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa ikan lele raksasa di Sungai Mekong adalah pemangsa manusia.
IUCN (International Union for Conservation of Nature), sebuah badan dunia yang bergerak di bidang konservasi sumberdaya alam telah menyimpan dan memasukkan data keberadaan ikan lele raksasa dari Sungai Mekong sebagai jenis satwa air yang langka dan menuju kepunahan. Jenis ikan lele raksasa ini, juga telah menarik perhatian WWF (Worl Wildlife Fund) dan National Geografic Society. Kedua organisasi ini sedang bersama-sama menyusun rencana perlindungan terhadap jenis ikan itu.
Memang menakutkan jika kita membayangkan keberadaan raksasa-raksasa air tawar pemangsa daging manusia tersebut. Kita sekarang tentu akan menjadi was-was jika berenang di sungai maupun danau air tawar. Namun pertanyaannya adalah bagaimana mereka bisa menjadi kanibal dan doyan makan manusia. Apakah mereka yang mengganggu manusia, atau malah manusia yang mengusik habitat mereka..?
Di sisi lain ikan-ikan itu juga mempunyai hak untuk hidup. Sebab bukan tidak mungkin, mereka adalah sisa-sisa zaman prasejarah yang harus diteliti dan dilestarikan keberadaannya untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Sumber | Global | Medan

Heboh! Gambar Ular Sepanjang 100 Kaki di Kalimantan

Penduduk desa yang tinggal di sepanjang sungai Baleh di Borneo (Kalimantan) merasa yakin bahwa makhluk mitos yang disebut Nabau berkepala naga dan memiliki tujuh lubang hidung dengan panjang 100 kaki telah kembali ke sungai tersebut.
Mengutip Daily Mail, Kamis (19/2) ketakutan warga akan hal itu berdasarkan sejumlah foto yang menampilkan keberadaan ular raksasa yang tengah berenang di sepanjang aliran sungai. Foto-foto tersebut diabadikan oleh seorang anggota tim monitoring bencana banjir saat berada di sebuah helikopter.
Keaslian akan foto-foto tersebut telah menjadi perdebatan yang hangat. Bahkan suratkabar di Kuala Lumpur, New Straits Times meminta para pembaca agar memutuskan sendiri keaslian foto-foto tersebut.
Saat ditunjukkan foto-foto itu, sejumlah warga desa mengklaim pernah melihatnya dan kata mereka itu adalah monster Nabau, seekor monster laut purba yang menurut kepercayaan mereka berubah wujud menjadi berbagai jenis hewan.
Sejumlah orang yang dimintai tanggapannya menepis dugaan bahwa ular itu adalah sebatang balok kayu. “Balok kayu tidak akan bisa meliuk seperti itu, ” ujar seorang warga. Sementara itu, ada yang beranggapan foto-foto tersebut adalah hasil rekayasa komputer.
Panjang banget
Panjang banget
Yang lainnya menilai itu adalah sisi dalam sungai Baleh yang bewarna cokelat keruh. Apapun tanggapan mereka, penduduk desa merasa yakin bahwa benda yang ada di dalam foto itu meliuk mengikuti aliran sungai.
Sebelumnya di awal tahun ini, para ilmuwan telah menemukan fosil seekor ular besar yang mampu menelan bus (Baca Fenomena Harian Global Edisi Sabtu 14/2) atau di blog saya tentang Fosil Ular Raksasa Telah Ditemukan. Monster sepanjang 45 kaki yang diberinama Titanoboa itu sangat besar dengan berat 1,25 ton di hutan tropis Amerika Selatan 60 juta tahun silam, persisnya 5 juta tahun pasca punahnya dinosaurus. (Sumber:Global)

Ular Gigit Manusia Itu Biasa. Tapi, Kalau Melahap Tubuh Manusia…? Hih… Akut…..!!!

Ular. Siapa yang tak kenal binatang satu ini. Ada yang beracun, ada juga yang tidak. Bahkan ada yang bisa untuk permainan. Ular tangga. Tapi, khusus yang satu ini, ular bukan sembarang ular.
Nyam...nyam...
Nyam...nyam...
Apa yang terbayang dalam benak kita soalnya ular. Orang mencari ular, kemudian dibuat main sirkus. Atau dipelihara, atau juga dibuat sate ular. Itu sudah biasa. Begitupun dengan ular. Mematok atau menggigit tubuh orang. Itu juga masih biasa.
Hayooo... apa sih yang kamu makan LAR....
Hayooo... apa sih yang kamu makan LAR....
Tapi pernah nggak melihat ada ular yang melahap tubuh manusia. Seperti saat melihat mangsa lain, semisal tikus dan kodok. Ukuran mulut ular memang luar biasa. Bayangkan saja bagaimana tubuh manusia yang cukup besar bisa dilahapnya. Nyam…nyam… mungkin begitulah pikiran si ular.
Enak…. Nggak tahu juga yah. Mungkin aja.

Sunday 27 February 2011

Sup Bayi Manusia, Biadab…………(Menu Spesial Bikin Tak Selera Makan)

Biadabbbbbbb……………………………… mungkin itulah, kata-kata yang bisa aku ucapkan. Bukan mau muntah lagi aku ngeliatnya. Tapi, udah nggak tahulah. Meskipun cerita ini sudah agak lama, tapi memang sudah benar-benar keterlaluan. Beginilah rupanya manusia yang diagung-agungkan sebagai mahluk paling mulia, mahluk paling tinggi derajatnya. Tapi, ternyata masih ada yang setara dengan binatang.
Sup buntut sapi, sup buntut kambing atau sup buntu ayam, kalau ada. Mungkin sudah biasa terdengar di telinga kita. Tapi, membayangkan kalau ada sup bayi manusia. Itu benar-benar luar biasa. Luar biasa biadabnya……….
Gara-gara itu juga, aku benar-benar alergi ngeliat sup. Sudah kemarin perut dimuntah dengan melihat sate ular, sate kelabang, sate tikus, sate kepompong sampai sate ulat. Kini melihat sup bayi…..
Udah Gila memang
Udah Gila memang
Membayangkan gambar di bawah ini, benar-benar bergidik hati ini merasakannya. Berantam sama keponakan di rumah sampai nangis saja sudah kasihan. Apalagi, melihat tubuh bayi yang masih orok, di cuci, dibersihkan dan selanjutnya di tambah Pachan, Tongseng, Tongkui, Keichi, Jahe, sedikit daging ayam, Baikut ……………………(cerita dan gambar selanjutnya bisa di klik triy.wordpress.com).
Cerita ini ditulis oleh seorang wartawan di Taiwan sehubungan dengan adanya gosip
mengenai makanan penambah kekuatan dan stamina yang dibuat dari sari/kaldu janin manusia.
‘Healthy Soup’ yang dipercaya dapat mendapat stamina dan keperkasaan pria terbuat dari janin bayi manusia berumur 6 – 8Salah seorang pengusaha pemilik pabrik di daerah Tong Wan , Taiwan mengaku sebagai pengkonsumsi tetap ‘Healthy Soup’.
Sebagai hasilnya, pria berusia 62 tahun menjelaskan khasiat ‘Healthy Soup’ ini mempertahankan kemampuannya untuk dapat berhubungan seks beberapa kali dalam semalam.
Penulis diajak oleh pengusaha tersebut di atas ke salah satu restoran yang menyediakan ‘Healthy Soup’ di kota Fu San -Canton dan diperkenalkan kepada juru masak restoran tersebut. Kata sandi untuk’Healthy Soup’ adalah BAIKUT.
Juru masak restoran menyatakan jenis makanan tersebut tidak mudah didapat karena mereka tidak tersedia ‘ready stock’.Ditambahkan pula bahwa makanan tersebut harus disajikan secara fresh, bukan frozen.Tetapi kalau berminat, mereka menyediakan ari-ari bayi (plasenta) yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual dan juga obat awet muda.
Juru masak restoran tersebut mengatakan jika memang menginginkan Healthy Soup’, dia menganjurkan untuk datang ke sebuah desa di luar kota dimana ada sepasang suami istri yang istrinya sedang mengandung 8 bulan.
Diceritakan pula bahwa si istri sebelumnya sudah pernah mengandung 2 kali, tetapi kedua anaknya lahir dengan jenis kelamin perempuan. Jika kali ini lahir perempuan lagi, maka ‘Healthy Soup’ dapat didapat dengan waktu dekat.
Au Ah...
Au Ah...
Cara pembuatan ‘Healthy Soup’, seperti yang diceritakan oleh jurnalis yang meliput kisah ini adalah sebagai berikut:

Janin yang berumur beberapa bulan, ditambah Pachan, Tongseng, Tongkui, Keichi, Jahe, daging ayam dan Baikut, Beberapa hari kemudian seorang sumber menghubungi penulis untuk memberitahukan bahwa di Thaisan ada restoran yang sudah mempunyai stok untuk ‘Healthy Soup’.
Bersama sang pengusaha, penulis dan fotografer pergi ke restoran di Thaisan untuk bertemu dengan juru masak restoran tersebut yang tanpa membuang waktu langsung mengajak rombongan untuk tour ke dapur.
Di atas papan potong tampak janin tak bernyawa itu tidak lebih besar dari seekor kucing.Sang juru masak menjelaskan bahwa janin tersebut baru berusia 5 bulan, tidak dijelaskan berapa harga belinya, yang pasti itu tergantung besar-kecil, hidup-mati janin tersebut dan sebagainya (Masya Allah!!!).
Kali ini, harga per porsi ‘Healthy Soup’ 3,500 RMB karena stok sedang sulit untuk didapat. Sambil mempersiapkan pesanan kami, dengan terbuka juru masak tersebut menerangkan bahwa janin yang keguguran atau digugurkan, biasanya mati, dapat dibeli hanya dengan beberapa ratus RMB saja, sedang kalau dekat tanggal kelahiran dan masih hidup, bisa semahal 2.000 RMB.
Huekkkk...
Huekkkk...
Urusan bayi itu diserahkan ke restoran dalam keadaan hidup atau mati, tidak ada yg mengetahui.Setelah selesai, ‘Healthy Soup’ disajikan panas di atas meja, penulis dan fotografer tidak bernyali untuk ikut mencicipi, setelah kunjungan di dapur, sudah kehilangan semua selera makan, maka cepat-cepat meninggalkan mereka dengan alasan tidak enak badan.
Menurut beberapa sumber, janin yang dikonsumsi semua adalah janin bayi perempuan. Apakah ini merupakan akibat kebijaksanaan pemerintah China untuk mewajibkan satu anak dalam satu keluarga yg berlaku sampai sekarang, atau hanya karena kegemaran orang akan makanan sehat sudah mencapai kondisi yang sangat terkutuk.